Purwakarta (2/2) Gerakan santri bertani Al-Muhajirin (Gestimu)
Bertujuan untuk menyambut Milad dan Haul Al-Muhajirin ke 29 sekaligus mensukseskan program dinas pendidikan kabupaten Purwakarta TDBA (Tatanen di bale atikan).
Program ini merupakan upaya mengembalikan sekaligus membentuk kesadaran para santri terhadap lingkungan. program ini juga adalah wujud praktek pembelajaran berbasis proyek yang memiliki visi membentuk karakter santri.
Mulai pagi hari para santri SMI 1-3 terdiri dari SMP dan MTs Al-Muhajirin antusias mengikuti Gestimu, terlihat dengan berbaris rapi di lapangan dengan wajah yang berbinar dan senyum yang lebar menunggu mobil elf yang berdatangan satu persatu untuk mengantarkan mereka ke tempat bercocok tanam yaitu tepatnya di kebun Anas bin Malik kampus 5 Al-Muhajirin Wanayasa.
Perjalanan kurang lebih memakan 1 jam untuk sampai ke tempat tujuan, sepanjang perjalanan para santri di bimbing wali kelas dan guru demi kelancaran acara.
Sesampai di tempat tujuan, hamparan ladang luas, udara yang sejuk, jauh dari polusi membuat para santri betah berada disana. Mereka dibagi menjadi 4 kelompok sesuai tugasnya yaitu mengukur, melubangi tanah, memasukkan benih jagung, dan menyiraminya. Mereka diajarkan bagaimana menanam tanaman sayuran yaitu berupa tanaman jagung yang memberikan manfaat bagi kebutuhan hidup dan kemandirian pangan.
Walaupun matahari sudah terasa panas, namun para santri, wali kelas, guru bahkan kepala sekolah H. Amit Saepul Malik, M.Pd.I tak segan untuk terjun langsung mengikuti proses bercocok tanam sampai selesai.
"Siang hari ini santri SMI 1-3 sedang mengikuti program gerakan santri bertani Al-Muhajirin untuk ketahanan pangan Indonesia, kegiatan ini dalam rangka mensukseskan program dinas pendidikan kabupaten Purwakarta yaitu adanya program TDBA (Tatanen di Bale atikan)" ujar H. Amit
"Program ini juga dalam rangka menyambut milad dan haul Al-Muhajirin ke-29 " ujarnya lagi.
"Al-Muhajirin bersatu, maju dan mandiri dalam bidang ketahan pangan". Tambahnya.
Program SMI 1-3 yang aplikatif ditandai dengan kemampuan santri dalam menyelesaikan masalahnya pada kehidupan sehari-hari, yaitu dapat dilihat bagaimana potensi sesungguhnya yang ada pada diri santri, sebab, kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk para santri dalam menghadapi tantangan hidup di kemudian hari, namun mandiri dan berakhlak mulia menjadikan modal untuk maju.
*DN*
0 comments:
Posting Komentar