Santri
SMP dan MTs Al Muhajirin mulai masuk pondok. Sesuai dengan surat edaran pondok
pesantren Al Muhajirin No 49/PPM/05/H/VII/2020 tentang jadwal dan prosedur
kedatangan santri, siswa-siswi SMI 1-3 Al Muhajirin (penyebutan untuk SMP / MTs
AL Muhajirin) mulai memadati areal parkir Rusunawa sejak hari Senin, 6 Juli
2020 kelas 9 Putri, Rabu 8 Juli kelas 9 putra, Rabu 15 Juli santri kelas 7
kamar 1 sampai 4, Kamis 16 Juli kelas 7 kamar 5 sampai 9, Sabtu 18 Juli kelas 7
Putri kamar 9 sampai 12 dan Minggu 19 Juli kelas 7 putri. Kedatangan santri SMP / MTs Al
Muhajirin terakhir adalah kelas 8 yang kedatangannya dijadwalkan pada hari
Minggu 26 Juli 2020
Prosedur
ketat diberlakukan bagi kedatangan santri SMI 1-3 Al Muhajirin, protokol
kesehatan diterapkan bagi semua santri, wali santri ataupun pengunjung lainnya.
Di gerbang utama dilakukan penyemprotan kendaraan bermotor, di Pos 2 penurunan
dan penyemprotan barang-barang yang dibawa oleh santri dan cuci tangan di tempat
yang sudah disediakan. Wali santri berkesempatan mengantarkan putra-putrinya
hanya sampai dengan pos 2. Menuju Pos 3 santri diantar oleh petugas, kemudian
masuk bilik disinfektan dilanjutkan dengan pengukuran suhu, pengumpulan surat
keterangan sehat dan administrasi lainnya. Santri yang tidak membawa surat
sehat dipersilahkan untuk membuatnya di puskesmas terdekat dengan pondok. Setiap
pos pengecekan dilalui santri dan orang tua santri dengan tertib.
Salah
satu wali santri Epul Saepul, M.Pd, ayahanda dari Syfa Nurarifah ketika di
wawancarai tentang kesan dan harapannya memasukan putrinya ke Pondok Pesantren
Al Muhajirin dengan gamblang ia menjawab “Kami
selaku orang tua wali yang saat ini menitipkan anak kami di pondok pesantren Al
Muhajirin, kami bangga anak kami coba belajar mandiri beradaptasi dengan
lingkungan yang baru tidak berada dilingkungan keluarga, memasukan anak kami ke
pondok merupakan salah satu jalan terbaik agar anak kami menjadi lebih baik. Harapannya
anak kami memiliki akhlakul karimah, bermanfaat buat keluarga bangsa dan Negara,
Kami berharap pondok pesantren menjadi salah satu wahana untuk anak kami lebih
baik, karena tantangannya berbeda, bagaimana setiap anak bergaul dengan tantangan
lebih besar, butuh suasana dengan nuansa religi untuk lebih mendekatkan diri
kepada sang pencipta”, demikian ungkap Epul Saepul, M.Pd