Purwakarta
–
Yayasan Al-Muhajirin mengadakan pelatihan guru bimbingan konseling yang
bertemakan “Peningkatan Kompetensi Guru Bimbingan Konseling dalam Melaksanakan Layanan
Konseling di Satuan Pendidikan di Era Pandemi”. Pelatihan ini dilaksanakan pada
Kamis (23/7) di Kampus 3, Jalan Raya Sukatani, Citapen, Sukajaya, Kecamatan
Purwakarta, Kabupaten Purwakarta. Pelatihan ini diikuti oleh 70 orang guru dari
berbagai unit, diantaranya Day Care Al-Muhajirin, SD Plus 1 Al-Muhajirin,
SD Plus 2 Al-Muhajirin, SMI 1-3 Al-Muhajirin, SMI 4-6 Al-Muhajirin, SMP Fullday
Al-Muhajirin, SMA Fullday Al-Muhajirin, dan MI Al-Muhajirin. Pelatihan ini pun
dihadiri langsung oleh KH. Abun Bunyamin, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren
Al-Muhajirin, H. Cece Nurhikmah, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Al-Muhajirin, serta Dr. Asep Zuhara Argawinata selaku pemateri dalam pelatihan
ini.
Pelatihan
ini tidak hanya diikuti oleh guru bimbingan konseling, namun guru mata
pelajaran dan guru kelas pun turut hadir mengikuti pelatihan yang diadakan di
kampus 3 ini. Pelatihan ini bertujuan untuk melahirkan guru yang lebih peduli
terhadap siswa, serta mengetahui bagaimana cara menghadapi masalah atau
kesulitan siswa selama ini. Bahkan dalam pelatihan ini diadakan sharing
moment.
“Pelatihan
ini bertujuan agar para guru dapat mengetahui minat dan bakat siswa, serta
mengetahui bagaimana cara menghadapi kesulitan siswa selama ini,” ujar H. Cece
Nurhikmah, M.Ag.
“Kami
pun sedang merencanakan pembuatan aplikasi berbasis digital khusus bimbingan
dan konseling,” tambahnya.
Dr.
Asep Zuhara Argawinata selaku pemateri menyampaikan komponen-komponen kompetensi
guru dan menyampaikan bagaimana cara menghadapi permasalahan siswa di sekolah
dalam sesi sharing moment.
“Ada
empat komponen kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, di antaranya kompetensi
profesional (pemahaman materi pembelajaran), kompetensi pedagogik, kompetensi sosial,
dan kompetensi kepribadian,” ujar Dr. Asep Zuhara Argawinata.
“Hal
utama dalam menghadapi permasalahan siswa yaitu telusuri. Penelusuran yang
dimaksud bisa dengan berdialog dengan siswa dan pemanggilan orang tua untuk
menelusuri lebih lanjut,” tambahnya menjelaskan.
“Kita
sebagai guru harus berusaha memposisikan diri sebagai sahabat siswa agar mereka
terbuka pada kita,” ujarnya lagi.
Di
akhir pelatihan, diadakan sesi sharingmoment. Para guru melaporkan
masalah yang banyak ditemukan di sekolah, lalu berdiskusi mencari solusi.Para
guru sangat aktif dalam sesi ini. Banyak masalah yang ditemukan guru di kelas,
di antaranya siswa tidur di kelas, siswa mengambil barang temannya, dan bullying
antara kakak kelas dan adik kelas. Semua permasalahan tersebut dibahas dan
dicari solusinya. Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk guru bimbingan konseling,
guru mata pelajaran, dan guru kelas.
(AMS)
0 comments:
Posting Komentar